Kamis, 16 Februari 2012

TUGAS MATA KULIAH TIK

Berikut ini adalah resume mata kuliah Teknologi Infomasi dan Komunikasi:

RESUME TlK

 
  1. Sejarah Perkembangan TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Information and Communication Technologies (ICT) merupakan istilah yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.  TIK mencakup 2 aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemprosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. TIK muncul setelah adanya perpaduan dalam teknologi komputer dan teknologi media.
Sejarah mencatat, bahwa kegiatan penyampaian informasi telah dimulai sejak lama, berawal dari bunyi-bunyian, lambang-lambang, beralih ke media tulis berupa daun,kulit hewan dan alat tulis kuno.  Berlanjut ke era dimanfaatkannya mesin-mesin sebagai media informasi, berupa media audio, visual dan audio visual hingga sekarang menggunakan komputer, handpone, dan benda-benda elektronik lainnya.
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana gambar berikut:
1.   Fase pertama
      Fase ini berlangsung pada akhir 1970an hingga awal 1980an merupakan fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat. 
2.   Fase kedua
      Fase ini berlangsung pada akhir 1980an hingga awal 1990an merupakan fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video.
3.   Fase ketiga
      Fase ini berlangsung pada awal 1990an adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba.
4.   Fase keempat
      Fase ini berlangsung pada akhir 1990an hingga awal 2000an adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru.
5.   Fase kelima
      Fase ini berlangsung pada akhir 2000 adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial.


  1. Penerapan TIK dalam Pembelajaran
Tujuan utama dari penerapan TIK dalam pembelajaran adalah agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik, sementara tujuan khususnya adalah:
v    Memberi pengalaman belajar yang berbeda
v    Menumbuhkan sikap dan keterampilan
v    Menciptakan situasi belajar menyenangkan
v    Menjadikan belajar lebih efektif, efisien dan  bermakna
v    Membuka peluang belajar dimana saja dan kapan saja
v    Memberikan motivasi belajar kepada siswa
v    Mejadikan belajar sebagai kebutuhan
Penggunaan media pembelajaran menggunakan jaringan komputer untuk pengantar bahan ajar, interaksi dan atau fasilitas disebut dengan e-learning atau computer based learning yang bersifat offline.  E- learning dalam arti luas adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning.  Selain itu terdapat pula CD interaktif,  tutorial, drill, pemetaan konsep, games.
Menurut Hardjito, program multimedia dapat dikelompokkan menjadi: tutorial (program materi berupa konsep yang disajikan dengan teks, gambar bergerak atau diam, dan grafik, setelah menyerap konsep dengan baik, akan ada pertanyaan yang berjenjang), drill dan practice (format untuk melatih kemahiran dalam suatu keterampilan, tes yang diberikan disertai jawaban benar dengan penjelasannya, dan diberi skor pada akhir pengerjaan), simulasi (format yang dibuat untuk menyamai kondisi asli seperti simulasi pesawat terbang), percobaan atau eksperimen (hampir sama dengan simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan eksperimen, seperti di laboratorium IPA, progam menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, lalu pengguna bisa menggunakannya sesuai petunjuk),dan permainan (format dalam bentuk bermain sambil belajar).
Ada beberapa perangkat lunak/ fasilitas TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran , yaitu:
1.            CD Room
2.            Internet
3.            Sistem Manajemen Pembelajaran/ Learning Management System (LMS):
4.            Authoring Program / Template Pengembangan Bahan Ajar:
5.            TV edukasi
Kelemahan utama dari pembelajaran menggunakan multimedia adalah tidak adanya feedback yang seketika. Tampilan bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator.
Pembelajaran yang sebagian kegiatannya menggunakan media internet disebut dengan online learning.  Yang termasuk dalam online learning, diantaranya adalah: blended learning, mobile learning, dan web based.  Pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer.
Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
  1. TIK dalam Pembelajaran Bahasa
Inovasi di bidang teknologi terutama teknologi informatika membawa paradigma baru dalam pendidikan, terutama dalam hal perubahan tradisional (menggunakan satu media, bekerja sendiri-sendiri, fakta pengetahuan berdasarkan pembelajaran) ke pembelajaran baru (menggunakan multi media, collaborative work, berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan informasi), dari teacher centered ke learner centered, sampai pada perubahan information delivery ke information exchange
Untuk pembelajaran bahasa yang meliputi 4 kemampuan, bisa menggunakan fasilitas dan perangkat-perangkat seperti yang telah disebutkan sebelumnya.  Untuk tingkat SMP, pembelajaran menggunakan TIK berperan sebagai pembuka jalan bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-learning.  Penggunaan media yang menggunakan konsep e-learning atau pembelajaran tanpa harus bertatap muka mempunyai 3 fungsi, yaitu: sebagai suplemen/ tambahan (peserta didik bebas memlilih menggunakan e-learning atau tidak), sebagai komplemen/ pelengkap (sumber pelengkap materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas atau bisa digunakan sebagai bahan pengayaan), dan sebagai substitusi/ pengganti (materi e-learning digunakan sepenuhnya sebagai pengganti materi di kelas).

  1. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Dengan luas Negara Indonesia, bukan hal mudah untuk memeratakan kesempatan memperoleh pendidikan bagi setiap warganya, jumlah penduduk yang banyak sementara SDM pendidik yang berkualitas terbatas, kondisi geografis yang terpisah antar pulau, anggaran pendidikan yang terbatas, dan (sekarang ini) mobilitas tinggi beberapa pekerja yang ingin melanjutkan pendidikan namun terbentur waktu dan ruang, menjadikan pendidikan itu sendiri sulit untuk diselenggarakan.
Melihat fenomena ini, pemerintah bersama pihak-pihak terkait berusaha untuk memudahkan setiap warganya.  Untuk itulah pemerintah mengembangkan suatu system pendidikan jarak jauh.
Pendidikan Jarak Jauh secara tersurat sudah termaktub di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang "Sistem Pendidikan Nasional". Rumusan tentang Pendidikan Jarak Jauh terlihat pada BAB VI Jalur, jenjang dan Jenis Pendidikan pada Bagian Kesepuluh Pendidikan Jarak Jauh pada Pasal 31.
Pendidikan jarak jauh pada kondisi awal sudah dijalankan pemerintah melalui berbagai upaya, baik melalui Belajar Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Universitas Terbuka, mapun Pendidikan Jarak Jauh yang dikembangkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Departemen Pendidikan Nasional, melalui program pembelajaran multimedia, dengan program SLTP dan SMU Terbuka, Pendidikan dan Latihan Siaran Radio Pendidkan.
Pendidikan jarak jauh sendiri adalah sekumpulan metoda pengajaran dimana aktivitas pengajaran dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar.  Pemisah kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peserta ajar bertempat tinggal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisah dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempat tinggalnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan pengajaran dari kegiatan belajar adalah ciri yang khas dari pendidikan jarak jauh. 

Penggunaan teknologi dalam menunjang suatu sistem pendidikan jarak jauh harus diperhatikan dari bentuk pendidikan yang diberikan. Untuk bidang bahasa Inggris salah satunya, pada akhir perkuliahan peserta dituntut untuk mempunyai reading dan listening skill yang baik, untuk itu medianya dapat berupa sound, gambar dan bentuk multimedia lainnya yang dapat di kirimkan melalui internet.

Untuk bahasa Inggris sendiri, banyak kemudahan yang didapatkan melalui pembelajaran ini, melalui internet, kaset, siaran TV edukasi, belajar bahasa Inggris tidak harus duduk dan bertatap muka dalm kelas dengan pengajar. Ujian pun diberikan setelah siswa mendapatkan materi, lalu diberikan kuis atau ujian yang harus dikerjakan siswa.  Dengan ‘chat room’, siswa dapat berkomunikasi secara online dan mempraktekkan bahasa Inggris mereka. Latihan pengucapan pun ditampilkan dalam bentuk video.

Suatu sistem pendidikan jarak jauh dapat kita sederhanakan dan formulasikan sebagai berikut :
Materi pendidikan + teknologi untuk berinteraksi + guru = pembelajaran bagi murid

Seperti layaknya sebuah sekolah atau universitas, metode ini juga harus mampu memberikan informasi perkuliahan kepada peserta. Informasi itu harus selalu dapat diakses oleh siswa dan dosen serta selalu ter-update setiap waktu.
Informasi yang sering dibutuhkan itu berupa silabus kuliah, jadwal kuliah, pengumuman, siapa saja peserta kuliah, materi kuliah dan penilaian atas prestasi siswa.
Bila dibuatkan suatu model maka suatu web based distance learning setidaknya memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
·         Pusat kegiatan siswa
sebagai suatu community, web based distance learning harus mampu untuk menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa dimana mahasiswa dapat mengasah kemampuannya, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
·         Interaksi dalam group
Disini para murid dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi yang telah diberikan oleh dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
·         Personal administratif supporting system
dimana para siswa dapat me-review membershipnya dalam suatu course, menyediakan informasi siswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya
·         General information
Menyediakan informasi umum untuk peserta atau pengunjung web pada umumnya. Serta menyediakan beberapa fasilitas untuk umum tanpa proses registrasi peserta terlebih dahulu.
·         Pendalaman dan ujian
Biasanya dosen atau guru sering mengadakan quiz-quiz singkat dan tugas-tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh suatu web based distance learning
·         Digital library
Pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada buku  tapi juga pada kepustakaan digital seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan berbentuk sebagai suatu database.
·         Materi online diluar materi kuliah
Untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan-bahan bacaan dari web-web lainnya. Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan-bahan online lainnya untuk di publikasikan kepada peserta lainnya.
      Adapun tujuan dilaksanakannya pendidikan jarak jauh adalah:
n  Terwujudnya tujuan pendidikan tinggi sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang pendidikan tinggi, serta terciptanya kesempatan mengikuti pendidikan tinggi.
n  Pendidikan jarak jauh dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal, dapat memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
n  Meningkatkan pemerataan pendidikan.
n  Mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah
n  Meningkatkan wawasan
n  Mengatasi kekurangan tenaga kependidikan.
n  Meningkatkan efisiensi 


Ciri-ciri dari Distance Education(Pendidikan Jarak Jauh) antara lain adalah:
1. Sistem pendidikan yang pelaksanaanya memisahkan guru dan siswa baik jarak, waku atau kombinasi keduanya.
2. Penyampaian bahan ajar dilaksanakan dengan bantuan media e-learning, seperti mediacetak, media elektronik (audiovideo) atau computer.
3. Bahan ajarnya bersifat “mandiri”, untuk e- learning atau on line course bahan ajarnya disimpan dan disajikan di computer.
4. Komunikasi dua arah baik secaralangsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).
5. System pembelajarannya dilakukan secara sistematik, teratur dalam kurun waktu tertentu,kadang-kadang dilakukan pertemuan antara guru dan siswa baik dalam diskusi, tutorial, atau tatap muka namun untuk tatap muka tidak boleh mendominasi.
6.  Guru sebagai fasilitator dan siswa berperan aktif.  Jadi guru dituntuk untuk menyajikan bahan ajar yang menarik, dan siswa harus aktif.

  1. Keuntungan , Kendala, dan Kerugian TIK dalam Pendidikan
Keuntungan:
·         Informasi yang dibutuhkan (dalam hal pendidikan)bisa dengan cepat dan mudah di dapatkan serta terkini.
·         Memudahkan proses pendidikan.
·         Memungkinkan berkembangnya kelas virtual.
·         Sistem administrasi akan semakin mudah.
·         Memberikan layanan yang cepat dan murah.
·         Mengaktifkan penggunaan internet.
·         Memberikan sumber bahan pelajaran melalui perpustakaan online.
·         Menawarkan berbagai aneka sumber belajar.
Kendala:
·         Kesulitan dalam Pengembangan Program
·         Infrastruktur yang belum memadai
·         SDM yang terbatas
·         Gagap teknologi
·         KULTUR belajar yang sulit berubah
·         LUASNYA wilayah jangkauan dan belum  meratanya kualitas penerimaan pesan
Kerugian:
·         Terjadinya pelanggaran hak cipta karena adanya plagiatisme.
·         Fatal akibatnya bila terjadi kecerobohan dalam sistem.
·         Sulit untuk berkonsentrasi lama (bagi siswa).
·         Sulit untuk mengontrol penggunaan.


2 komentar: